Dehidrasi merupakan kondisi keseimbangan cairan negatif dimana cairan yang terbuang lebih besardibandingkan cairan yang diminum. Cairan tubuh umumnya terdapat pada sirkulasi serta antara dan dalamsel tubuh. Terbuangnya cairan tubuh dapat dengan cara berkeringat, berkemih,feses, udara respirasi, diare dan vomitus. Berkeringat merupakan mekanisme efektif untuk melepas panas mencegah peningkatan suhu tubuh. Dehidrasi ini mungkin terjadi selama latihan intensitas sedang hingga berat dengan durasi minimal satu jam. Jika intensitas semakin tinggi dan suhu lingkungan semakin panas maka cairan yang terbuang semakin tinggi (1–4)

Seorang atlet terkadang mengalami voluntary dehydration, yaitu mengabaikan kebutuhan untuk minum, refleks haus yang buruk,  menolak untuk membawa botol minum sebelum dan selama latihan. Para atlet terkadang tak mampu mengakses minuman dengan konsisten dikarenakan tuntutan cabang olahraganya. Ada dua jenis atlet yang seringkali mengalami kondisi seperti ini, yaitu: 1) Atlet dengan klasifikasi berat badan seperti sumo, tinju, angkat berat, tae kwon do, karate dan pencak silat. Mereka dengan sengaja membatasi minum untuk “making weight” yaitu memenuhi persyaratan kelas berat badan untuk pertandingan. Atlet golongan ini cenderung untuk menurunkan berat badan dengan singkat menggunakan sauna, steam room, diuretik dan lain lain; 2) Atlet Sepakbola yang memiliki tipe olahraga intensitas tinggi dan intermittent.  Tipe pertandingan sepakbola selama 90 menit dalam setiap pertandingannya membuat pemain kesulitan mengakses atau kesempatan minum untuk menjaga status hidrasinnya. Ditambah lagi dengan suhu lingkungan siang hari yang sangat panas dapat menyebabkan cairan yang terbuang lebih banyak (2,4,5)

Indonesia U-19 vs Brunei Darussalam U-19 saat Hassanal Bolkiah Trophy berlangsung pada pk 16.00 dan suhu sangat panas

Indonesia U-19 vs Brunei Darussalam U-19 saat Hassanal Bolkiah Trophy berlangsung pada pk 16.00 dan suhu sangat panas

Untuk dapat mengetahui apakah seseorang mengalami dehidrasi ketika melakukan olahraga atau aktifitas fisik maka diperlukan pemantauan status hidrasi saat berolahraga. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, penting bagi atlet untuk memeriksa status hidrasi sebelum (Baca: Pentingnya Pemeriksaan Status Hidrasi Sebelum Aktivitas Fisik pada Atlet)  dan saat berolahraga. Beberapa artikel sebelumnya juga sudah memaparkan pilihan minuman dan pentingnya minum sebelum dan setelah olahraga untuk menjaga status hidrasi agar tetap baik (Baca: Enam Jenis Cairan yang Disarankan Untuk Atlet; Empat Jenis Cairan yang Sebaiknya Dibatasi Oleh Atlet; Lima Alasan Pentingnya Minum Sebelum Olahraga; Lima Alasan Pentingnya Minum Setelah Olahraga).

Pemeriksaan status hidrasi saat latihan menggunakan persentase perubahan berat badan. Adapun rumus persentase perubahan berat badan adalah sebagai berikut:

Pemeriksaan status hidrasi berdasarkan perubahan berat badan ini bersifat saling melengkapi dengan pemeriksaan status hidrasi berdasarkan warna urin di pagi hari. Untuk dapat melakukan interpretasi dari penerapan rumus tersebut, mari kita gunakan tabel dibawah ini:

Foto atlet sepakbola bersiap melakukan timbang badan setelah latihan

Foto atlet sepakbola bersiap melakukan timbang badan setelah latihan

Setelah mengetahui bagaimana status hidrasi kita saat melakukan olahraga, kita juga dapat mengenali tanda – tanda yang timbul pada tubuh  berdasarkan % Perubahan berat badan. Adapun tanda- tanda yang ditimbulkan berdasarkan (7)dalam buku “Petunjuk Praktis Pemenuhan Kebutuhan Cairan dalam Latihan Fisik” adalah sebagai berikut:

  • Rasa haus yang kuat, kehilangan cita rasa, perasaan tidak nyaman → 1-2 % kehilangan berat badan karena air
  • Mulut kering, volume urin berkurang, sulit berkonsentrasi, kulit terasa panas, gemetar, kurang sabar, muntah, mengantuk, emosi tidak stabil → 3-5 % kehilangan berat badan karena air
  • Suhu tubuh meningkat, denyut jantung dan pernafasan meningkat, pusing, sesak nafas, tidak lancar berbicara, otot melemah, bibir membiru → 6-8 % kehilangan berat badan karena air
  • Kejang, berhalusinasi, lidah bengkak, keseimbangan dan sirkulasi lemah, kegagalan ginjal, menurunnya volume dan tekanan darah → 9-11 % kehilangan berat badan karena air

Beberapa sumber menyatakan bahwa hilangnya cairan tubuh 2% merupakan batasan fluid lossyang mengindikasikan pengaruh dehidrasi pada performa olahraga. Kondisi tersebut memberikan berbagai dampak performa fisik dan kognitif pada berbagai variasi kondisi cuaca. Penelitian menggunakan tes Wingate menunjukkan bahwa berkurangnya 2,9% berat badan menurunkan power tubuh bagian atas dan bawah. Observasi pada atlet tae kwon do tingkat dunia menunjukkan bahwa atlet tersebut mengalami pandangan kabur pada masa kompetisi.Hasil monitoring berat badan menunjukkan terjadi penurunan berat badan sebesar 4% (5,8)

Menilai status hidrasi individu membantu pengembangan rencana asupan cairan individu pada kondisi lingkungan, intensitas latihan dan jenis olahraga spesifik (9). Nah, berdasarkan penjabaran diatas, tentu saja kita dapat mengidentifikasi bagaimana status hidrasi kita saat berolahraga! Semoga bermanfaat!!

REFERENSI

  1. Maughan RJ, editor. Nutrition in Sport Volume VII of the Encyclopedia of Sports Medicine an IOC Medical Commicion Publication. Science. Oxford: Blackwell Science; 2000. 680 p.
  2. Greenwood M, Kalman DS, Antonio J. Nutritional Supplements in Sports and Exercise. Greenwood M, Kalman DS, Antonio J, editors. USA: Humana; 2008.
  3. Smolin LA, Grosvenor MB. Healthy Eating A Guide to Nutrition. Nutrition for Sport and Exercise. Second Edi. New York: Chelsea House; 2010.
  4. Al-Masri L, Bartlett S. 100 Questions & Answers about Sports Nutrition and Exercise. Sudbury Massachusetts: Jones and Bartlett Publishers; 2011.
  5. Dunford M, Doyle JA. Nutrition for Sport and Exercise A practical Guide [Internet]. First. West Sussex UK: Wiey – Blackwell; 2012. 265 p. Available from: www.wiley.com/go/daries/nutrition
  6. Casa DJ, Armstrong LE, Hillman SK, Montain SJ, Reiff R V., Rich BSE, et al. National Athletic Trainers ’ Association Position Statement : Lightning Safety for Athletics and Recreation. J Athl Train. 2000;35(2):212–24.
  7. Santoso B, Hardinsyah, Siregar P, Pardede S. Air Bagi Kesehatan. Jakarta: Centra Kominitas; 2012. dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga. Buku Petunjuk Kebutuhan Cairan dalam Latihan Fisik. 2015: 24
  8. Austin K, Seebohar B. Performance Nutrition: Applying the Science of Nutrient Timing. USA: Human Kinetics; 2011. 1-12 p.
  9. Driskell J, Wolinsky I, editors. Nutritional Assessment of Athletes. Second. Boca Raton: CRC Press Taylor & Francais Group; 2011. 406 p.