Sebelumnya telah dibahas jenis-jenis cairan yang disarankan untuk atlet. Kini akan dibahas jenis cairan atau minuman apa saja yang tidak disarankan untuk atlet.
Berikut merupakan empat jenis cairan yang sebaiknya kamu batasi sebagai seorang atlet:
- Minuman Berenergi
Jenis cairan ini cukup populer untuk dikonsumsi di kalangan atlet. Selain menjadi lebih segar dan bertenaga, minuman ini juga digadang-gadang dapat memperkuat daya tahan selama berolahraga. Padahal, konsumsi minuman berenergi kurang disarankan untuk atlet.
Energy Drink adalah minuman berasa yang berupa air nonalkohol yang mengandung kafein, karbohidrat, asam amino, vitamin dan bahan lain termasuk makanan lain dengan tujuan meningkatkan mental performa. Menurut Stimulant Drink Committee (2004), minuman berenergi mengandung kafein, guarana, taurin, inositol dan glucoronolactone.
Zat yang paling menonjol adalah kafein. Kafein memiliki efek kurang menguntungkan untuk performa atlet. Hasil studi memperlihatkan bahwa konsumsi kafein lebih dari 3-9 mg/kg BB dapat mempercepat kelelahan. Selain itu, kandungan kafein dalam sport drink atau minuman saat berolahraga dapat menyebabkan diuresis sehingga menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan, terutama melalui urin. Konsumsi minuman berkafein pada kondisi dehidrasi dan proses recovery dapat menyebabkan kehilangan beberapa jenis mineral, seperti kalsium dan magnesium, melalui urin sehingga dapat menganggu keseimbangan elektrolit tubuh. Oleh karena itu, konsumsi minuman berkafein selama proses recovery atau pada saat dehidrasi tidak disarankan.
Guarana merupakan tanaman yang mengandung guaranine yang berefek stimulant sama seperti kafein. Taurin merupakan asam amino yang berperan dalam beberapa fungsi metabolic tubuh, salah satunya menghambat otak mengeluarkan hormone anti diuretic serta menurunkan stress oksidatif yang dipicu olahraga. Inositol merupakan salah satu vitamin B kompleks yang juga merupakan isomer alkohol. Dampak negatif konsumsi minuman yang mengandung inositol dikhawatirkan seperti halnya penggunaan alkohol yaitu depresan terhadap syaraf. Sedangkan, glucoronolactone merupakan metabolit normal manusia dari glukosa. Hasil penelitian pada tikus menunjukkan glucoronolactone menghambat sintesis beberapa metabolit yang tidak diinginkan sebagai hasil dari olahraga yang berkepanjangan serta mencegah penurunan gula darah dan glikogen hati. Namun, tidak banyak penelitian yang membahas efek zat ini pada manusia.
Berdasarkan hasil survey minuman berenergi, rata-rata minuman berenergi mengandung kafein dalam jumlah maksimal yang dianjurkan, yaitu 50 mg/sajian.. Hasil survey serupa juga ditemui pada kandungan taurin yang ditemukan dalam batas maksimal di sebagian besar produk. Padahal, terkadang dijumpai saran penyajian produk hingga 2 kali penyajian menyebabkan asupan kafein dan taurin melebihi angka yang dianjurkan Hal ini perlu diperhatikan dengan pertimbangan efek terhadap kesehatan.
Selain kerugian diatas, sumber lain menyebutkan bahwa kandungan energi dalam energy drinks bersifat hipertonik karena mengandung karbohidrat yang tinggi sehingga akan menurunkan kecepatan pengosongan lambung yang kemudian memicu peningkatan jumlah air di usus kecil yang akan menyebabkan gangguan ketidaknyamanan saluran pencernaan. Selain itu, energi dalam minuman tersebut kurang dapat diserap dengan baik daripada energi dari makanan karena osmolaritas tinggi.
- Kopi dan teh
Jenis cairan yang kedua adalah kopi dan teh. Kedua minuman ini juga mengandung kafein. Seperti yang disebutkan sebelumnya kafein dapat merangsang produksi urin dan meningkatkan risiko dehidrasi. Dehidrasi merupakan faktor utama penyebab kelelahan setelah latihan atau olahraga dalam waktu yang lama. Sehingga, konsumsi kopi dan the saat dehidrasi atau saat proses recovery sebaiknya dibatasi atau paling tidak dikonsumsi maksimal 1 kali sehari saja.
- Minuman Berkarbonasi
Minuman ini masih sering menjadi favorit dikalangan atlet. Minuman berkarbonasi lebih memiliki efek menyegarkan dibandingkan minuman biasa. Namun demikian, perlu diketahui bahwa seorang atlet bila mengkonsumsi minuman jenis ini sering membuang terlebih dahulu efek soda yang terkandung didalamnya dengan mengocok minuman tersebut sebelum dikonsumsi. Atlet sebenarnya paham bahwa mengkonsumsi jenis minuman bersoda tidak baik untuk tubuhnya, sehingga mereka hanya memanfaatkan gula yang terkandung didalam minuman tersebut. Pemanfaatan gula pada minuman tersebut tepat digunakan saat setelah bertanding, namun perlu diketahui bahwa kandungan gula yang tinggi dalam minuman berkarbonasi dapat menimbulkan efek tidak menguntungkan bagi atlet dan orang awam apabila dikonsumsi terlalu sering. Konsumsi minuman bersoda terlalu sering atau dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan obesitas. Hal ini tentu kurang menguntungkan bagi atlet yang harus menjaga komposisi tubuhnya.
Selain itu, terdapat literature yang menyebutkan bahwa konsumsi soft drinks berkaitan dengan peningkatan risiko osteoporosis dan pengeroposan tulang. Populasi atlet merupakan populasi yang rawan mengalami cedera hingga patah tulang. Risiko tersebut semakin tinggi pada atlet yang terlalu sering mengkonsumsi minuman ini.
Dampak negatif lain yang dapat ditimbulkan adalah karies gigi, bahkan hingga dapat memicu penyakit jantung, dan terbentuknya batu ginjal. Selain itu, kandungan kafein juga ditemukan di beberapa produk minuman berkarbonasi yang dampak negatifnya telah disebutkan sebelumnya.
- Minuman Beralkohol
Jenis cairan ini termasuk golongan zat dan obat-obatan yang dilarang di beberapa kompetisi. Alkohol memiliki efek yang sama dengan kafein. Efek diuretic tersebut sangat berlawanan dengan kebutuhan atlet saat dehidrasi yaitu cairan cukup untuk menggantikan cairan yang hilang saat berolahraga.
Selain itu, kejadian cedera cenderung lebih tinggi pada atlet yang mengkonsumsi alkohol. Konsumsi alkohol juga berefek pada kondisi mental serta konsentrasi atlet. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek hangover dari konsumsi alkohol dapat menurunkan performa hingga 11.4%.
Semoga bermanfaat dan salam olahraga.
REFERENSI
Greenwood M, Kalman DS, & Antonio J (eds). 2008. Nutritional Supplements in Sports and Exercise 1st ed. New Jersey: Humana Press.
Maughan RJ (ed). 2000. Nutrition in Sport. Cornwall: Blackwell Science.
Maughan RJ & Murray R (eds). Sports Drinks: Basic science and practical aspects. Boca Raton: CRC Press.
O’Brien CP & Lyon F. 2000.Alcohol and the athlete.Sports Med. 29(5): 295-300.
Wilson T & Temple NJ (eds). 2004. Beverages in Nutrition and Health. New Jersey: Humana Press.