Pada artikel sebelumnya telah sedikit dibahas mengenai BCAA (Branched Chain Amino Acid). BCAA sendiri merupakan suplemen yang banyak dikonsumsi oleh atlet weight sport. Sebenarnya banyak pula atlet dari berbagai cabang yang mengonsumsi suplemen BCAA, namun suplemen ini lebih familiar dan pemakaiannya lebih banyak pada atlet cabang olahraga weight sport khususnya pada body building dan body lifting.

BCAA merupakan suatu zat gizi yang pemecahannya terjadi di dalam jaringan otot. BCAA ini merupakan jenis asam amino yang bersifat esensial atau tidak dapat disediakan oleh tubuh sehingga harus didapatkan melalui makanan. Asam amino yang menyusun BCAA terdiri dari asam amino leusin, isoleusin, dan valin.

Pemecahan BCAA lebih banyak terjadi pada jaringan otot sebab BCAA di otot berperan sebagai penyedia energi selama latihan. Pada kelompok atlet dan olahragawan, kebutuhan BCAA lebih besar dibandingkan kebutuhan pada kelompok populasi umum yang tidak terlatih, sebab kelompok atlet memiliki aktifitas fisik yang lebih berat dan intensitas latihan yang terjadwal dan terkontrol. Oleh sebab itu, suplemen BCAA lebih populer pada kelompok atlet dan olahragawan.

Pada artikel sebelumnya telah sedikit dibahas mengenai BCAA (Branched Chain Amino Acid). BCAA sendiri merupakan suplemen yang banyak dikonsumsi oleh atlet weight sport. Sebenarnya banyak pula atlet dari berbagai cabang yang mengonsumsi suplemen BCAA, namun suplemen ini lebih familiar dan pemakaiannya lebih banyak pada atlet cabang olahraga weight sport khususnya pada body building dan body lifting.

BCAA merupakan suatu zat gizi yang pemecahannya terjadi di dalam jaringan otot. BCAA ini merupakan jenis asam amino yang bersifat esensial atau tidak dapat disediakan oleh tubuh sehingga harus didapatkan melalui makanan. Asam amino yang menyusun BCAA terdiri dari asam amino leusin, isoleusin, dan valin.

Pemecahan BCAA lebih banyak terjadi pada jaringan otot sebab BCAA di otot berperan sebagai penyedia energi selama latihan. Pada kelompok atlet dan olahragawan, kebutuhan BCAA lebih besar dibandingkan kebutuhan pada kelompok populasi umum yang tidak terlatih, sebab kelompok atlet memiliki aktifitas fisik yang lebih berat dan intensitas latihan yang terjadwal dan terkontrol. Oleh sebab itu, suplemen BCAA lebih populer pada kelompok atlet dan olahragawan.

BCAA bentuk bubuk

BCAA bentuk bubuk (sumber: google.com)

BCAA bentuk kapsul

BCAA bentuk kapsul (sumber: google.com)

Seperti yang telah diulas dalam artikel sebelumnya, suplemen tinggi BCAA yang banyak dikonsumsi adalah suplemen berbentuk kapsul, cair, dan bubuk. Suplemen tersebut diproduksi melalui proses ekstraksi bahan makanan tinggi BCAA seperti daging, ikan, dan produk-produk hewani lainnya.

Bolu Kacide (sumber: dokumentasi pribadi)

Syarat produk tinggi BCAA adalah, apabila memiliki kandungan lebih dari 1000 miligram per sajian dan rasio perbandingan valin : leusin : isoleusin sebesar 1 : 2 : 1. Kandungan asam amino pada “KACIDE” sebesar 1161,25 miligram sedangkan perbandingan valin : leusin : isoleusin sebesar 1 : 1,7 : 1. Apabila dibandingkan dengan produk yang sudah populer di pasaran, kandungan BCAA pada bolu “KACIDE” memang lebih rendah. Akan tetapi, bolu “KACIDE” masih memenuhi persyaratan sebagai produk tinggi BCAA. Untuk memenuhi kebutuhan BCAA sebanyak 1000 mg/hari, dapat mengonsumsi bolu ini 4 buah per hari. Bolu “KACIDE” dapat menjadi alternatif baru produk suplemen tinggi BCAA. Produk ini telah melalui rangkaian riset pada Program Studi Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan mendapatkan dana riset dari hibah Prodi Gizi dan Indofood Riset Nugraha. Bolu “KACIDE” ini bisa didapatkan melalui katering First dengan harga per potong sebesar Rp 8000 ditambah dengan ongkos kirim.Selain bentuk kapsul, cair, dan bubuk, produk tinggi BCAA dapat dibuat dalam bentuk lain berupa kue bolu. Produk BCAA berupa kue ini dikembangkan oleh tim FIRST Sport Nutrition Consulting. Produk ini diberi nama “KACIDE” yang menggambarkan bahan pembuatnya yaitu kacang kapri, kecipir, dan tempe kedelai. Ketiga bahan tersebut dibuat menjadi tepung sebagai pengganti tepung terigu, kemudian dicampur dengan bahan pembuat kue seperti telur, mentega, dan gula.